Aturan Menentukan Bilangan Oksidasi (Biloks) Unsur dan Senyawa
Para ilmuwan telah menciptakan suatu metode untuk menentukan oksidator dan reduktor dalam suatu reaksi redoks yaitu menggunakan konsep bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi adalah bilangan yang menunjukan muatan yang muncul pada suatu atom jika pasangan suatu elektron ikatan diambil oleh atom yang elektronegatif. Untuk memahaminya, berikut akan diuraikan cara menentukan bilangan oksidasi dan penggunaan bilangan oksidasi pada reaksi redoks. Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi diterangkan berdasarkan komposisi senyawa, keelektronegatifan relatif unsur, dan menurut beberapa aturan.
#1 Bilangan oksidasi atom unsur bebas adalah nol. Aturan ini berlaku untuk setiap unsur dalam satuan rumus.
Contoh: Dalam H2, Mg, F2, Cl2, P4, S8
#2 Bilangan oksidasi hidrogen dalam senyawa = +1, misalnya dalam HCl, NH3,dan H2SO4.
Dalam hidrida logam, bilangan oksidasi hidrogen = –1, misalnya dalam NaH dan CaH2.
#3 Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawanya sama dengan -2, kecuali dalam peroksida misalnya H2O2, Na2O2, BaO2 = -1, dan dalam OF2 sama dengan +2, dalam senyawa super oksida KO2 = –½
#4 Bilangan oksidsai suatu ion monoatomik sama dengan muatannya.
Contoh bilangan oksidasi Na+ = +1, Mg2+ = +2, Al3+ = +3, Cl- = -1, dan S2- = -2.
#5 Dalam senyawa, bilangan oksidasi unsur golongan alkali sama dengan +1, dan unsur golongan alkali tanah sama dengan +2.
Contoh:
Bilangan oksidasi K dalam KCl, KMnO4, KHSO4, KClO4 sama dengan +1.
Bilangan oksidasi Ca dalam CaSO4, CaHCO3, CaCl2 sama dengan +2.
#6 Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa sama dengan nol.
Contoh:
Pada SO2
Jumlah bilangan oksidasi O2 = 2 x (-2) = –4
Bilangan oksidasi S = +4
Jumlah bilangan oksidasi pada SO2 = (+4) + (–4) = 0
#7 Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion yang terdiri atas beberapsur sama dengan muatannya.
Contoh:
Jumlah bilangan oksidasi pada SO42– = –2
–2 berasal dari (1 x bilangan oksidasi S) + (4 x bilangan oksidasi O yaitu –2) = (1 x (+6)) + (4 x (–2))
#8 Bilangan oksidasi unsur yang lebih elektronegatif selalu negatif dan yang kurang elektronegatif selalu positif.
Contoh :
OF2 = atom F lebih elektronegatif daripada atom O, maka bilangan oksidasi F negatif (-) dan O positif (+).
Ada unsur yang di dalam senyawanya mempunyai beberapa bilangan oksidasi seperti Cl (bo = -1, +1, +3, +5, +7) dan S (bo = -2, 0, +6, +4).
Logam transisi juga mempunyai beberapa bilangan oksidasi seperti: Mn (bo = +2, +3, +4, +6, +7).
Fenomena ini terkait dengan elektron valensi unsur tersebut yang dapat digunakan dalam ikatan kimia. Misalnya: atom Cl mempunyai 7 elektron valensi (golongan VIIA). Jika semua elektron valensinyrikat dengan unsur yang lebih elektronegatif seperti dalam senyawa HClO4, maka bilangan oksidasi Cl = +7. Sebaliknya dalam senyawa HCl, atom Cl lebih elektronegatif daripada H maka bilangan oksidasi Cl = -1.
Aturan untuk menentukan bilangan oksidasi unsur adalah sebagai berikut.
#1 Bilangan oksidasi atom unsur bebas adalah nol. Aturan ini berlaku untuk setiap unsur dalam satuan rumus.
Contoh: Dalam H2, Mg, F2, Cl2, P4, S8
#2 Bilangan oksidasi hidrogen dalam senyawa = +1, misalnya dalam HCl, NH3,dan H2SO4.
Dalam hidrida logam, bilangan oksidasi hidrogen = –1, misalnya dalam NaH dan CaH2.
#3 Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawanya sama dengan -2, kecuali dalam peroksida misalnya H2O2, Na2O2, BaO2 = -1, dan dalam OF2 sama dengan +2, dalam senyawa super oksida KO2 = –½
#4 Bilangan oksidsai suatu ion monoatomik sama dengan muatannya.
Contoh bilangan oksidasi Na+ = +1, Mg2+ = +2, Al3+ = +3, Cl- = -1, dan S2- = -2.
#5 Dalam senyawa, bilangan oksidasi unsur golongan alkali sama dengan +1, dan unsur golongan alkali tanah sama dengan +2.
Contoh:
Bilangan oksidasi K dalam KCl, KMnO4, KHSO4, KClO4 sama dengan +1.
Bilangan oksidasi Ca dalam CaSO4, CaHCO3, CaCl2 sama dengan +2.
#6 Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa sama dengan nol.
Contoh:
Pada SO2
Jumlah bilangan oksidasi O2 = 2 x (-2) = –4
Bilangan oksidasi S = +4
Jumlah bilangan oksidasi pada SO2 = (+4) + (–4) = 0
#7 Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion yang terdiri atas beberapsur sama dengan muatannya.
Contoh:
Jumlah bilangan oksidasi pada SO42– = –2
–2 berasal dari (1 x bilangan oksidasi S) + (4 x bilangan oksidasi O yaitu –2) = (1 x (+6)) + (4 x (–2))
#8 Bilangan oksidasi unsur yang lebih elektronegatif selalu negatif dan yang kurang elektronegatif selalu positif.
Contoh :
OF2 = atom F lebih elektronegatif daripada atom O, maka bilangan oksidasi F negatif (-) dan O positif (+).
Ada unsur yang di dalam senyawanya mempunyai beberapa bilangan oksidasi seperti Cl (bo = -1, +1, +3, +5, +7) dan S (bo = -2, 0, +6, +4).
Logam transisi juga mempunyai beberapa bilangan oksidasi seperti: Mn (bo = +2, +3, +4, +6, +7).
Fenomena ini terkait dengan elektron valensi unsur tersebut yang dapat digunakan dalam ikatan kimia. Misalnya: atom Cl mempunyai 7 elektron valensi (golongan VIIA). Jika semua elektron valensinyrikat dengan unsur yang lebih elektronegatif seperti dalam senyawa HClO4, maka bilangan oksidasi Cl = +7. Sebaliknya dalam senyawa HCl, atom Cl lebih elektronegatif daripada H maka bilangan oksidasi Cl = -1.
Komentar
Posting Komentar